Sehelai Surat Kelam - cerpen Sahabat
Sehelai Surat Kelam Silau. Sinar itu begitu terang, menelusup ke dalam kamar tidurku, menerobos masuk. Mataku mengerjap, berusaha membuka walau hanya sebelah. Sesosok bayang hitam berbalik kearahku. Sepertinya ia telah sadar bahwa aku terbangun dan terganggu karnanya. “ Ema, udah jam berapa ini? ayo bangun! udah sholat?” pertanyaannya berbaris rapi menunggu jawabanku, bukannya minta maaf, eh nyuruh bangun lagi! Batinku. Aku sudah tak asing lagi dengan gaya bicara dan rutinitasnya membangunkanku setiap pagi selama ia menginap di rumahku saat jadwal liburnya dari salah satu Pondok Pesantren di Balikpapan ini, mengingatkanku sholat shubuh dan banyak lagi. Ia begitu memperlakukanku seperti anak kecil. Entah. Apa karna Ia senang mendikteku atau senang...