Teruntuk,
Pemilik dekapan terhangat di dunia, Daraulan.

Bismillaah,
Apa kabar ma?
Aku selalu bertanya hal itu dalam hati. Setiap hari.
Maka sedetik kemudian hati kecilku akan berkata. “Mama baik-baik saja.Alhamdulillah”
Ma,
Tetap sehat ya. Sampai aku bisa mewujudkan inginmu.
Ma, teramat banyak yang ingin kusampaikan. Teramat banyak cerita dan kisah yang takkan dapat kuulang yang sangat ingin kubagi denganmu.
Kusadari, sedikit waktuku. Dan takkan cukup bagiku untuk menceritakan setiap detail isi hari-hariku.
Segala tangis yang kutahan sendiri. Tawa yang banyak ku bagi.
Semuanya.
Ma,
Aku sadar dan sangat paham. Betapa sering aku berbuat kesalahan. Betapa sering air matamu terjatuh bahkan banjir di setiap sujudmu Ma.
Aku juga tau, bahwa kadang harus menghabiskan banyak uang untuk kebutuhanku. Sungguh, aku bahkan mungkin baru tau 1/3 dari kesulitanmu mencari uang itu.
Ma,
Aku telah berjanji.
Untuk hari ini dan selanjutnya.
Bersamaan dengan langkahku ini. Aku takkan mundur atau berhenti.
Aku akan melaju. Menembus sgala mimpiku.
Aku berjanji untuk memberi janji bahagia kedepannya.
Aku yang akan menjelaskan kesemua orang. Aku berhasil dengan keringat mama. Aku bisa karna segenap dukungan dan doa’a mama.
Aku yang akan menceritakan kepada semua orang. Betapa aku sangat bangga lahir dari rahim seorang wanita cerdas dan penuh usaha seperti mama.
Aku yang akan membela mama kelak. Ketika ada duri sekecil apapun yang menusuk tubuh mama.
Aku akan berusaha. Membawa mama ke syurga. Aku yang akan menarik mama, papa, ayah, bunda ke syurga. Aku berjanji. Sebisa mungkin kutepati. Aku takkan  mengecewakan mama.
Aku yang akan mengganti setiap peluh dan lelah itu. Aku yang akan hadir menemani hari tua-mu ma.
Aku sungguh akan mengurusmu.
Ma,
Berkali-kali kau menasehatiku. Aku tak boleh seperti anak lain. Anak yang menjadikan perpisahan orang tua sebagai alasan untuk menjadi anak yang hancur tak berbentuk.
Kau yang memberiku waktu mengecap kemilau dunia luar. Memeberi kesempatan menjadi bagian dari orang-orang yang hampir tak tau agama.
Kau yang memberiku pemahaman. Bahwa gemerlap tak selalu cemerlang.
Kau yang menghentikan dunia luarku tepat ketika aku baligh.
Dan akhirnya. Aku bisa total berhijrah. Karna kau telah memberi waktu “bermain”. Dan membuatku Faham, bahwa aku sudah tau rasanya dunia luar!
Kau yang mewanti-wanti aku. Untuk membuktikan kepada dunia yang luas.
Aku anak pertama!
Aku anak gadis yang akan membanggakan!
Aku anak yang bisa bebas dari belenggu dan segala trauma!
Aku yang akan meneriakkan kepada mereka yang tuli akan prestasi.
Aku yang akan mengejakan kepada mereka yang bisu akan kebenaran hakiki.

Bukan begitu ma?
aku sedang berusaha.
Aku yakin selalu ada restu dari mama.
Ma,
Aku belajar dulu ya?
Biarkan aku belajar dari setiap pengalamanku selama kau jauh dariku.
Biarkan aku belajar sgala ilmu.
Aku akan belajar berorganisasi. Berkelompok, berhalaqah, berkumpul dengan semua orang-orang cerdas di sini.
Aku takkan membuatmu malu,ma.
Percayalah padaku. Pegang janiku.
Aku takkan mengecewakan semua orang yang membantuku menuntun hari-hariku di kota besar seperti ini.

Ma,
Aku akan sabar menahan rindu.
Ku pinta segala do’a dan ridho-mu dalam perjalan remajaku.
Maaf jika belum ada yang bisa kuberi untukmu.
Semoga Allaah memberi kemudahan dalam segala urusan. Menjaga kita dan memberikan syurga yang Abadi kelak.
Aku sangat menyayangimu. Sungguh sangat mencintaimu.

Ditulis,

Gadis kecilmu, Andi Dara Atikha.
Jum’at, 10 Juli 2015
21.10 WITA







Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hadits Menghindari Tindak Kekerasan